Peristiwa yang dipicu konflik di tubuh Angkatan Darat (AD) itu dengan serta merta menyeret nama Partai Komunis Indonesia sebagai dalang penculikan dan pembunuhan atas tujuh perwira AD pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965.
Sejauh ini, belum ada bukti kuat yang menyatakan PKI sebagai pelaku tunggal upaya kudeta melalui penculikan dan pembunuhan para jenderal Angkatan Darat tersebut. Peristiwa 1965 itu bersifat kompleks dan tidak bisa disederhanakan. Banyak pihak yang bermain dalam peristiwa kelabu tersebut. Saat ini terdapat beberapa versi tentang dalang di balik peristiwa itu. Ada yang mengatakan angkatan bersenjata, Soeharto, Soekarno, CIA dan tidak ada pelaku tunggal.
Keterlibatan Suharto dalam penculikan dan pembunuhan atas tujuh perwira AD pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965, suatu puncak konflik berdarah di tubuh Angkatan Darat (AD), telah banyak dibahas oleh para ahli sejarah baik ditingkat nasional maupun internasional. Beberapa indikasi pokok ttg. keterlibatan Suharto yang telah dibahas antara lain sbb:
Banyak ahli sejarah yang menarik kesimpulan, bahwa keterlibatan Suharto dalam G30S dan kemudian menumpasnya dengan dalih untuk melindungi presiden Sukarno, sebenarnya adalah merupakan bagian tak terpisahkan dari pelaksanaan strategi "kudeta merangkak" untuk merebut kekuasaan negara dari Bung Karno, dengan terlebih dulu menyingkirkan dan kekuatan kiri lainnya yang dianggap sebagai penghalang pokoknya.Negara Barat, terutama AS pada waktu itu juga berkepentingan menyingkirkan Bung Karno, karena peranan Bung Karno didunia ketiga (Asia, Afrika dan Amerika Latin) dianggap merugikan kepentingannya, terutama usaha Bung Karno dalam menggalang kekuatan NEFO (New Emerging Forces), yang terdiri dari kekuatan anti imperialis diseluruh dunia menghadapi penindasan dan ancaman dari pihak imperialis yang disebut OLDEFO, terutama imperialis AS.
CONEFO atau Conference of Emerging Forces, yang sedianya akan diadakan di Indonesia dan direncanakan akan diikuti oleh wakil-wakil negara Asia, Afrika dan Amerika Latin juga oleh wakil-wakil kekuatan anti imperialis sedunia, gagal dilaksanakan setelah meletusnya peristiwa G30S.
** tragedi kemanusiaan di Lubang Buaya itu kemudian, dalam hitungan bulan, diikuti oleh tragedi kemanusiaan yang jauh lebih besar, yakni aksi .... berupa penangkapan dan pembunuhan atas anggota, simpatisan Partai Komunis Indonesia.
.....Kaum beragama dijadikan alat bagi kepentingan membasmi musuh ideologi penguasa. Di atas kesadaran kaum beragama yang melakukan pembunuhan atas nama keyakinan agama mereka, berjalan kepentingan penguasa (Orde Baru) untuk membasmi musuh ideologi sang penguasa dan usaha menegakkan pamor kekuasaan....
Operasi pembunuhan massal berencana yang dilakukan pasukan militer Angkatan Darat dibawah Komando Suharto, menurut pengakuan Komandan RPKAD Sarwo Edi telah mengakibatkan terbunuhnya 3 (tiga) juta korban jiwa. Sekitar 100.000 orang pernah dikucilkan untuk kerja paksa dipusat konsentrasi tahanan politik (Tapol) dipulau Buru. Jutaan orang yang dicurigai sebagai simpatisan PKI atau simpatisan Ormas yang dekat PKI, juga element kiri pendukung Bung Karno, oleh penguasa militer setempat diperlakukan secara sewenang-wenang. Banyak diantaranya yang dirampas harta kekayaannya kemudian dipenjarakan dipusat-pusat konsentrasi Tapol selama belasan tahun tanpa pengadilan. Para tahanan politik (Tapol) tersebut dibagi-bagi dalam kategori A,B dan C untuk kemudian didiskriminasi dalam kehidupannya. Doktrin militer fasis tentang "bersih lingkungan" dalam masa kekuasaan Orba/Suharto telah melipatgandakan jumlah Koban '65, karena bukan hanya para Tapol, yang jumlahnya jutaan itu yang didiskriminasi oleh negara fasis, tetapi juga para anggota keluarga dan sanak-familinya ikut mendapat diskriminasi oleh aparat kekuasaan negara diktator militer fasis Orba/Suharto. Jumlah seluruh Korban '65, para Tapol bersama anak cucunya diperkirakan sekitar 20 (duapuluh) juta orang.
Mari kita renungkan dan luruskan sejarah. Apa yang disebut "Gerakan 30 September/PKI" atau "Gerakan September Tiga puluh atau yang selama lebih dari tiga dasawarsa telah meracuni otak warga bangsa Indonesia yang tidak sadar sejarah dan generasi muda yang menjadi korban upaya pembentukan pola pikir dan watak. Bandingkan dengan nama atau istilah yang digunakan oleh Bung Karno, yaitu "Gerakan Satu Oktober" (Gestok), karena sejak tanggal tersebut Suharto melakukan kudeta
Kejadian tahun 65 Sampai Orang-orang masih selalu menuduh "digerakkan oleh PKI." Padahal kita tahu betapa sukarnya orang sipil menggerakkan militer, di jaman apapun. Ketua Umum Golkar, partai yang sangat berkuasa selama Orba, itu tidak bisa menggerakkan satu batalion pun. Apalagi PKI, yang bukan partai yang berkuasa, pada tahun 65 itu.
Nah kalau kita mau menguak pikiran kita dan meretas kebenaran yang terjadi coba kita renungkan.Kalau seandai nya PKI yang menggerakan kejadian tahun 65 dan sudah pasti gerakan itu akan terorganisir.Tapi kenyataan nya orang dari PKi sendiri pun tidak tahu dan mereka yang di jebloskan ketahanan hampir semuanya tidak tahu kalau kejadian itu digerakan oleh PKI.Jadi bukan kah ada suatu yang sangat halus bermain dibelakang ini dengan satu tujuan merebut kekuasaan dari tangan bung karno,Dan memanfa'atkan kesempatan dengan memakai nama PKi yang pada waktu itu sedang boming nya dan sedang tenarnya bangkit.Siapakah kekuatan itu dan siapakah yang bertanggung jawab di balik semua ini.Itu lah kekuatan ORBA yang telah memanfa'atkan ini.Bayang kan suatu kemustahilan kalau memang gerakan PKI adalah terorganisir kok hanya bisa di tumpas dalam satu hari satu malam.Sedangkan untuk menangkap kapten westerling pun mereka tiada daya.Ayo semuanya kita sebagai generasi muda
mari kita kaji dan kita luruskan kembali sejarah negara kita yang telah ternoda dan terperkosa oleh borjuasi-borjuasi politik yang pengecut......Kapan lagi ayo mulai sekarang kita bangkit kita selama ini sebagai generasi muda telah terlalu banyak diam tanpa mampu berbuat apa-apa dan hanya berada dibelakang generasi tua.Ayooo kita bangkit tata negara kita,tata hidup kita dan luruskan sejara negara kita.!!!!
dari berbagai sumber
Sejauh ini, belum ada bukti kuat yang menyatakan PKI sebagai pelaku tunggal upaya kudeta melalui penculikan dan pembunuhan para jenderal Angkatan Darat tersebut. Peristiwa 1965 itu bersifat kompleks dan tidak bisa disederhanakan. Banyak pihak yang bermain dalam peristiwa kelabu tersebut. Saat ini terdapat beberapa versi tentang dalang di balik peristiwa itu. Ada yang mengatakan angkatan bersenjata, Soeharto, Soekarno, CIA dan tidak ada pelaku tunggal.
Keterlibatan Suharto dalam penculikan dan pembunuhan atas tujuh perwira AD pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965, suatu puncak konflik berdarah di tubuh Angkatan Darat (AD), telah banyak dibahas oleh para ahli sejarah baik ditingkat nasional maupun internasional. Beberapa indikasi pokok ttg. keterlibatan Suharto yang telah dibahas antara lain sbb:
- Perintah radiogram Suharto mendatangkan pasukan militer dari daerah dengan peralatan siap tempur untuk siap siaga di Jakarta menjelang peristiwa meletusnya G30S.
- Kedekatan hubungan Suharto dengan para tokoh kunci G30S spt. Latief dan Untung serta laporan kolonel Latief kepada Suharto ttg. rencana penangkapan thd. para anggota "Dewan Jendral" pada malam menjelang penangkapannya, yang hal ini tidak dihalangi dan juga tidak dilaporkan kepada atasannya.
- Suharto berbohong ketika dia bilang ada "pasukan tak dikenal identitasnya" yang berada disekitar istana negara pada tanggal 1 Oktober 1965. Kesaksian seorang perwira yang bertugas pada pasukan tersebut menyatakan, bahwa anak buahnya (tentaranya) selama seharian banyak yang keluar masuk kegedung KOSTRAD - tempat Suharto berkantor - untuk buang air kecil (kencing), sehingga adalah suatu hal yang tidak mungkin bila Suharto tidak tahu atau tidak diberi tahu oleh petugasnya ttg. identitas pasukan tsb.
Banyak ahli sejarah yang menarik kesimpulan, bahwa keterlibatan Suharto dalam G30S dan kemudian menumpasnya dengan dalih untuk melindungi presiden Sukarno, sebenarnya adalah merupakan bagian tak terpisahkan dari pelaksanaan strategi "kudeta merangkak" untuk merebut kekuasaan negara dari Bung Karno, dengan terlebih dulu menyingkirkan dan kekuatan kiri lainnya yang dianggap sebagai penghalang pokoknya.Negara Barat, terutama AS pada waktu itu juga berkepentingan menyingkirkan Bung Karno, karena peranan Bung Karno didunia ketiga (Asia, Afrika dan Amerika Latin) dianggap merugikan kepentingannya, terutama usaha Bung Karno dalam menggalang kekuatan NEFO (New Emerging Forces), yang terdiri dari kekuatan anti imperialis diseluruh dunia menghadapi penindasan dan ancaman dari pihak imperialis yang disebut OLDEFO, terutama imperialis AS.
CONEFO atau Conference of Emerging Forces, yang sedianya akan diadakan di Indonesia dan direncanakan akan diikuti oleh wakil-wakil negara Asia, Afrika dan Amerika Latin juga oleh wakil-wakil kekuatan anti imperialis sedunia, gagal dilaksanakan setelah meletusnya peristiwa G30S.
** tragedi kemanusiaan di Lubang Buaya itu kemudian, dalam hitungan bulan, diikuti oleh tragedi kemanusiaan yang jauh lebih besar, yakni aksi .... berupa penangkapan dan pembunuhan atas anggota, simpatisan Partai Komunis Indonesia.
.....Kaum beragama dijadikan alat bagi kepentingan membasmi musuh ideologi penguasa. Di atas kesadaran kaum beragama yang melakukan pembunuhan atas nama keyakinan agama mereka, berjalan kepentingan penguasa (Orde Baru) untuk membasmi musuh ideologi sang penguasa dan usaha menegakkan pamor kekuasaan....
Operasi pembunuhan massal berencana yang dilakukan pasukan militer Angkatan Darat dibawah Komando Suharto, menurut pengakuan Komandan RPKAD Sarwo Edi telah mengakibatkan terbunuhnya 3 (tiga) juta korban jiwa. Sekitar 100.000 orang pernah dikucilkan untuk kerja paksa dipusat konsentrasi tahanan politik (Tapol) dipulau Buru. Jutaan orang yang dicurigai sebagai simpatisan PKI atau simpatisan Ormas yang dekat PKI, juga element kiri pendukung Bung Karno, oleh penguasa militer setempat diperlakukan secara sewenang-wenang. Banyak diantaranya yang dirampas harta kekayaannya kemudian dipenjarakan dipusat-pusat konsentrasi Tapol selama belasan tahun tanpa pengadilan. Para tahanan politik (Tapol) tersebut dibagi-bagi dalam kategori A,B dan C untuk kemudian didiskriminasi dalam kehidupannya. Doktrin militer fasis tentang "bersih lingkungan" dalam masa kekuasaan Orba/Suharto telah melipatgandakan jumlah Koban '65, karena bukan hanya para Tapol, yang jumlahnya jutaan itu yang didiskriminasi oleh negara fasis, tetapi juga para anggota keluarga dan sanak-familinya ikut mendapat diskriminasi oleh aparat kekuasaan negara diktator militer fasis Orba/Suharto. Jumlah seluruh Korban '65, para Tapol bersama anak cucunya diperkirakan sekitar 20 (duapuluh) juta orang.
Mari kita renungkan dan luruskan sejarah. Apa yang disebut "Gerakan 30 September/PKI" atau "Gerakan September Tiga puluh atau yang selama lebih dari tiga dasawarsa telah meracuni otak warga bangsa Indonesia yang tidak sadar sejarah dan generasi muda yang menjadi korban upaya pembentukan pola pikir dan watak. Bandingkan dengan nama atau istilah yang digunakan oleh Bung Karno, yaitu "Gerakan Satu Oktober" (Gestok), karena sejak tanggal tersebut Suharto melakukan kudeta
Kejadian tahun 65 Sampai Orang-orang masih selalu menuduh "digerakkan oleh PKI." Padahal kita tahu betapa sukarnya orang sipil menggerakkan militer, di jaman apapun. Ketua Umum Golkar, partai yang sangat berkuasa selama Orba, itu tidak bisa menggerakkan satu batalion pun. Apalagi PKI, yang bukan partai yang berkuasa, pada tahun 65 itu.
Nah kalau kita mau menguak pikiran kita dan meretas kebenaran yang terjadi coba kita renungkan.Kalau seandai nya PKI yang menggerakan kejadian tahun 65 dan sudah pasti gerakan itu akan terorganisir.Tapi kenyataan nya orang dari PKi sendiri pun tidak tahu dan mereka yang di jebloskan ketahanan hampir semuanya tidak tahu kalau kejadian itu digerakan oleh PKI.Jadi bukan kah ada suatu yang sangat halus bermain dibelakang ini dengan satu tujuan merebut kekuasaan dari tangan bung karno,Dan memanfa'atkan kesempatan dengan memakai nama PKi yang pada waktu itu sedang boming nya dan sedang tenarnya bangkit.Siapakah kekuatan itu dan siapakah yang bertanggung jawab di balik semua ini.Itu lah kekuatan ORBA yang telah memanfa'atkan ini.Bayang kan suatu kemustahilan kalau memang gerakan PKI adalah terorganisir kok hanya bisa di tumpas dalam satu hari satu malam.Sedangkan untuk menangkap kapten westerling pun mereka tiada daya.Ayo semuanya kita sebagai generasi muda
mari kita kaji dan kita luruskan kembali sejarah negara kita yang telah ternoda dan terperkosa oleh borjuasi-borjuasi politik yang pengecut......Kapan lagi ayo mulai sekarang kita bangkit kita selama ini sebagai generasi muda telah terlalu banyak diam tanpa mampu berbuat apa-apa dan hanya berada dibelakang generasi tua.Ayooo kita bangkit tata negara kita,tata hidup kita dan luruskan sejara negara kita.!!!!
dari berbagai sumber
Sepandai pandainya tupai melompat,akhirnya jatuh ketanah juga,sepintar apapun sang dalang gestapu,akhirnya akan terkuak tipu muslihatnya,dosa yg tak terampuni,
ReplyDeleteWahai sang dalang gestapu,meski engkau sdh tidak bernapas lagi,tetapi dosa yg engkau buat,akan ditanggung oleh 7 keturunan,anak cucumu akan melarat/sengsara karena engkau t'lah membunuh orang2 yg tak berdosa,hukum karma masih berlaku,terhadap manusia laknat macam engkau!
ReplyDeleteSaya juga sependapat,semakin banyak baca revrensi semakin banyak menemukan keganjilan atas tragedi gestapu, walaupun demikian saya ttp tidak bisa maafkan PKI atas tragedi 1948 yg sudah membantai saudara ku sesama muslim dengan keji. Itu djolim sekali.
ReplyDelete