Ukiran Unik Dari Akar Bambu


Selama tujuh tahun terakhir, seniman asal Vietnam, Huynh Phuong Do, telah mengukir beberapa tokoh sejarah pada akar bambu. Hasil karyanya ini membuatnya menjadi populer di Vietnam.

Phuong Do telah mengukir di kayu sejak berusia 15 tahun. Ketika dia tinggal di Hoi An, Vietnam, Phuong sangat dikenal sebagai “Vietnam Bamboo Village”.

Karya-karyanya yang unik ini terispirasi ketika tujuh tahun silam, saat banjir di hulu Sungai Thu Bon membawa beberapa akar bambu sampai ke depan rumahnya. Kemudian dia mengambil beberapa akar bambu dan mengukirnya menjadi sebuah patung. Demikian dilansir Oddity Central, Sabtu (29/6/2013). 

Sejak saat itu akhirnya Phuong Do memiliki showroom patung sendiri dan karya-karyanya dapat ditemukan di lebih dari 20 toko souvenir di kota Hoi An, Vietnam.

Dia menghabiskan seluruh hari-harinya untuk mengukir akar bamboo dan membuatnya seperti wajah manusia. Phuong Do membuat ukiran pada akar bambu sebanyak 200 dan 300 buah per bulan untuk memenuhi permintaan dari wisatawan.

Selain tokoh-tokoh terkenal seperti Bodhidharma, Lohan, Guan Yu atau Zhang Fei, pematung berbakat ini juga mampu mengukir wajah pembelinya pada akar bambu tersebut.  (faj)






Kisah Unik Sukarnah, Gadis Ciamis Peraih Medali Asian Games 1958 Yang Berubah Menjadi Laki-Laki

Dulu ia dipanggil sebagai Sukarnah. Nama gadis Ciamis ini pernah pernah sangat terkenal pada tahun 1958, ketika menjadi satu-satunya atlet (puteri) tanah air yang menerima medali pada perhelatan Asian Games di Tokyo. Kepulangannya ke tanah air pada saat itu dielu-elukan bak kehadiran pahlawaan dari medan perang.

Kenangnya seperti ditulis di laman Kick Andy, "Pada saat menerima tim atlet Indonesia, Bung Karno menepuk pundak saya dan mengatakan saya sudah berjasa bagi bangsa dan Negara." Pujian dari kepala Negara itu sudah cukup berarti bagi Sukarnah. "Saya bangga sekali waktu itu. Saya tidak mikir untuk mendapatkan penghargaan macam-macam. Saya membela Indonesia dengan semangat nasionalisme," dia menegaskan.

Bagaimana kisah Sukarnah yang sekarang berubah nama menjadi Iwan Setiawan? Sebuah tulisan pada laman blog Kampungku yang dipublikasi oleh Kang Uyun, seorang blogger dari rancah Ciamis, mungkin akan mengingatkan kembali perjalanan hidup yang unik tapi nyata ini.

Nama Sukarnah kembali populer saat Menpora Adhyaksa Dault membagikan 44 rumah seharga Rp100 juta kepada atlet dan mantan atlet berprestasi. Mengapa Sukarnah berubah menjadi laki-laki dan berganti nama Iwan Setiawan?

DUA foto Presiden RI pertama, Ir. Soekarno, tergantung di atas pintu sebuah rumah di Dusun Noong, Desa Sukahurip, Kecamata Cisaga, Kabupaten Ciamis.

Meski foto itu agak lusuh dimakan usia, ketampanan wajah Soekarno yang konon selalu memikat wanita itu seolah menjadi satu-satunya pemandangan menarik di rumah yang dindingnya sebagian batu bata dan anyaman bambu tersebut.

Beberapa bagian dinding rumah yang terbuat dari batu bata retak di sana-sini. Pun demikian bagian dinding yang terbuat dari anyaman bambu, banyak berlubang. Tidak ada barang berharga di rumah tersebut. Ada televisi hitam putih keluaran 1980-an, namun sudah tidak bisa lagi digunakan untuk menyaksikan sinetron yang kini kian marak.

Deretan kandang ayam dari bambu yang berada di sebelah timur rumah tampak reot. Kandang kira-kira mampu menampung 50-an ekor ayam. Namun, hanya satu yang betina hitam yang tersisa di salah satu sudutnya. Merebaknya flu burung membuat sang pemilik menjual ayam-ayamnya.

Adalah Iwan Setiawan (67) yang menghuni rumah tersebut. Di bangunan yang memiliki dua kamar tidur, ruang tamu, dan dapur tersebut, dia menghabiskan sisa hidupnya ditemani istri tercinta, Tuti Pudji Astuti, beserta putra dan menantunya.

Seperti halnya Soekarno yang selalu tampak gagah dalam bingkai foto di rumahnya, Iwan tidak pernah mengeluh dengan kehidupannya yang serba kekurangan. Padahal, dia adalah salah satu atlet terbaik yang dimiliki Indonesia.

Pada tahun 1958 dia berhasil meraih medali perunggu Asian Games III di Tokyo dari nomor lempar lembing dengan lemparan sejauh 45,3 meter. "Prestasi itu saya rebut ketika masih menjadi wanita dan bernama Sukarnah. Secara ajaib saya berubah menjadi laki-laki pada akhir 1980," kenang Iwan.

Karnah, demikian nama lahir Iwan, merupakan sulung dari tujuh bersaudara pasangan Sukarta dengan Mury. Dia dilahirkan 1 Februari 1940 di daerah Rancah yang berdekatan dengan tempat tinggalnya saat ini.

Karnah beruntung karena orang tuanya petani yang cukup berada. Ketika usianya sembilan tahun, dia bersekolah di Sekolah Rakyat (SR) Pagambiran di Cisaga. Karnah menjadi ”orang langka” karena bisa melanjutkan ke SGB (Sekolah Guru B) II Ciamis. Saat itu sangat sedikit gadis kampung yang bisa melanjutkan sekolah setelah SR.

"Saya termasuk gadis yang enerjik. Saya bisa hampir semua cabang olahraga, mulai bola keranjang, kasti, sampai pancalomba (atletik)," kisah Iwan.

Tidak sebatas hobi, dia pun mampu menjadi juara di kejuaraan tingkat Provinsi Jawa Barat (Jabar) pada tahun 1956 di Garut. Sukses itu membuatnya masuk skuad Jabar dalam PON IV 1957 di Makassar.

Letnan Evo, pejabat Pengda PASI Jabar kala itu, menarik Karnah untuk masuk pemusatan latihan daerah. Dia pun sukses memborong gelar di nomor pancalomba yang mencakup lari 100 meter, lompat jauh, lompat tinggi, lempar lembing, dan lempar cakram di PON IV.

Karnah jadi terkenal di Bandung. Ketika lulus tahun 1958, seorang pengusaha batik asal Bandung bernama Sukarna Saputra mengangkat Karnah sebagai anak asuh. Karnah kemudian diboyong ke Bandung untuk melanjutkan sekolah di SGPD (Sekolah Guru Pendidikan jasmani). Nama Karnah diganti mirip bapak asuhnya, Sukarnah.

Pergantian nama itu menandai babak baru kehidupannya. Setelah menjadi juara PON, Sukarnah diorbitkan ke ajang internasional. Dia mulai tergabung dalam program pemusatan latihan nasional (pelatnas) di Jakarta.

Johans Edward Willem (JEW) Gosal, pelari pria 100 m, adalah salah satu rekan pelatnas Sukarnah. Gosal saat ini masih aktif sebagai pengurus KONI Pusat. "Saya dulu berlatih di Lapangan Banteng, menginap di rumah Letkol Irwadi yang berada di depannya. Kini rumah tersebut menjadi Hotel Borobudur," papar Iwan.

Bergabung pelatnas, kemampuan Sukarnah makin terasah. Dia berhasil membukukan rekor nasional lempar lembing baru sejauh 37,6 m. Atau, lebih baik dari rekor sebelumnya atas nama Ny. Saleh Harusman yang membukukan lemparan 31 m.

Sukarnah pun lolos seleksi untuk masuk tim Asian Games 1958. Dari sekitar 100 atlet yang dikirim, hanya dua dari cabang atletik. Sukarnah dan Kopral Marijo yang tampil di nomor lari 100 meter pria. Marijo hanya mampu menduduki peringkat kelima, sementara Sukarnah berhasil merebut medali perunggu.

"Saya mendapat sambutan luar biasa ketika kembali ke tanah air. Disambut Pak Karno beserta menteri dan para tokoh seperti Pak Soebandrio dan Pak Nasution. Pak Karno menginstruksikan pada gubernur Jawa Barat untuk memberi saya rumah," kenang Iwan.

Perunggu Asian Games IV ternyata menjadi puncak karir Sukarnah. Setelah itu dia sering sakit rematik. Dia lebih memfokuskan energinya untuk menyelesaikan sekolahnya di SGPD. Pada 1962 dia melanjutkan sekolahnya di Fakultas Sosial IKIP Bandung. Dia pun menikah dengan seorang pria Bandung bernama Karya Natasasmita.

Di IKIP, dia terpilih sebagai ketua bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Dewan Mahasiswa (Dema). Sikapnya yang mengidolakan Soekarno mendorongnya menjadi orator yang cukup ulung. Karena itu, dia diposisikan sebagai Humas.

Saking cintanya pada Soekarno, Surkanah bergabung dalam barisan pendukung Soekarno. Aktivitas inilah yang kemudian membuat kehidupan Surkanah penuh nestapa.

Ketika Soekarno jatuh yang diikuti penumpasan terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI) pasca G30 S/PKI, Surkanah ikut kena getahnya. Dia menjadi korban perubahan besar politik dan disebut-sebut antek PKI. "Semua penghargaan dan sertifikat saya ikut terbakar ketika rumah bapak saya di Bandung dibakar orang tahun 1966. Tak banyak yang saya bisa selamatkan," tutur Iwan.

Hanya beberapa barang yang selamat. Antara lain lembing yang dipakainya di Tokyo, Jepang, pada 1958 dan dua foto Soekarno yang saat ini menempel di dinding rumahnya.

Sukarnah juga sempat dipenjara di Kebonwaru, Bandung, tahun 1965. Di sana ia memutuskan bercerai dengan Karya Natasasmita. "Saya tidak ingin dia terlibat. Dulu, yang berkuasa adalah telunjuk. Orang mudah menyebar fitnah sebagai anggota PKI. Karena itu, saya memilih cerai," kisahnya.

Pada 1966 Surkanah kembali menghirup udara bebas. Dia menjalani hidup secara normal. Selain sempat menjadi guru di SMA Negeri 3 Bandung, ia sempat bekerja sebagai salah satu pengajar di Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) Bandung.

Namun, gerakan Malari kembali menyeretnya ke balik terali besi. Ketika meletus peristiwa Malari 1974, dia kembali ditangkap. "Kami, pengikut Soekarno, banyak yang ikut protes. Saya pun akhirnya kembali dijebloskan ke tahanan sampai tahun 1978," lanjutnya.

Selepas dari penjara, Sukarnah kembali menikah dengan pria asal Rengasdengklok, Ganda Atmadja. Namun, perkawinan itu hanya bertahan selama dua tahun. Kala Sukarnah berubah menjadi pria tahun 1980, Ganda pun menceraikan Iwan.

"Peristiwa itu terjadi saat saya berziarah ke makam Bung Karno di Blitar pada 1979. Bersama rekan saya, Fatimah, saya bermalam di sana. Nah saya mimpi bertemu Bung Karno. Dia memberikan saya uang lima rupiah untuk beli obat," paparnya.

Dalam mimpinya, ia akan ke apotek. Tapi, dia malah kesasar ke sebuah gunung. Di sana, ia kembali bertemu Soekarno. "Soekarno bersama seorang wanita yang katanya adalah calon istri saya sekarang ini," tambahnya.

Setelah mimpi itu, Sukarnah mengaku mengalami perubahan pada fisiknya. Lambat laun, kedua payudaranya mengempis. Begitu juga dengan alat vitalnya, berubah bentuk seperti yang dimiliki laki-laki. "Ayah saya sempat nangis. Soalnya, sejak kecil saya adalah seorang wanita dengan nama Karnah," tandasnya. Sejak saat itulah Sukarnah berubah nama menjadi Iwan Setiawan. Nama itu dia ambil dari salah satu guru favoritnya di SGPD.

Pada 1980, Iwan bertemu dengan Tuti Pudji Astuti, wanita yang ditemuinya saat bermimpi di makam Bung Karno. Wanita itu meminta izin bermalam di rumah Iwan. Setelah beberapa hari menginap, Tuti memberikan secarik kertas kepada Iwan yang berisi penyataan cintanya.

Menurut Tuti, dirinya bermimpi yang sama dengan Iwan. Ia bertemu Soekarno. "Bahkan, kakak saya juga bermimpi kalau saya akan menikah dengan bekas wanita," tukas Tuti yang berusia sepuluh tahun lebih muda.

Setahun setelah pertemuan, Iwan dan Tuti menikah. Pasangan itu dikarunai seorang anak bernama Ebiet Hilman setelah enam tahun menikah. Setahun lalu, Ebiet Hilman menikah dengan Sri Esti.

Perjalanan Iwan memang sulit diterima logika. Namun, apa pun dia adalah salah satu atlet nasional yang terlupakan. Sudah sepantasnya dia mendapat penghormatan seperti rekan-rekannya yang sebagian besar kini mantap sebagai pejabat organisasi olahraga maupun pemerintahan.

"Beliau (Iwan, Red) adalah korban politik. Kita tetap harus menghormatinya sebagai salah satu peletak dasar olahraga tanah air," kata Adhyaksa Dault ketika memberikan rumah pada Iwan dalam bentuk uang tunai. (*)
sumber


 <<= Novel " Hilangnya Cinta Sejati " Oleh Danial Bab I

Novel "Hilangnya Cinta Sejati" Oleh Danial Bab II



 Ini adalah kisah nyata pengalaman dari saya sang penulis dan pengelola blog ini, Novel ini saya tulis dan dicetak untuk keperluan sebagai hadiah ulang tahun Adel (Nama samaran) yang ke 27. Ia itu adalah mantan kekasihku yang sangat aku sayang yang telah menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih dengan penulis selama tujuh tahun, namun berakhir perpisahan. Perpisahan kami disebabkan oleh...untuk lebih jelasnya simak isi novel "Hilangnya Cinta Sejati" Oleh Danial berikut :

Untuk memudahkan anda membaca keseluruhan Isi dari Novel "Hilangnya Cinta Sejati" Oleh Danial, silahkan masuk ke tag Galeri di blog http://berbagirasasejutailmu.blogspot.com ini, dan cari judul pada sub judul Novel "Hilangnya Cinta Sejati" Oleh Danial Bab I dan selanjutnya.


Cinta Yang Pernah Hilang
Pagi itu seperti biasa ku sudah bangun, setelah membereskan kamar tidur dan membersihkan halaman rumah, aku langsung memberi makan hewan-hewan peliharaanku. Lima ekor ayam potong yang sudah sangat tua karena sayang untuk disembelih,  beberapa ekor ikan lele di kolam ukuran 3m x 3m,  dan tentu saja burung - burung dara kesayanganku. Semua itu sengaja aku pelihara hanya untuk mengisi waktu luangku disaat aku jadi pengangguran beberapa bulan setelah lulus SMA.

Lang…Galang…terdengar suara Tante Juju memanggil namaku, aku langsung berlari mendekati nya. Ada apa tante, tante manggil saya? Iya, tuh ada telfon dari Nenek  di Grogol, tidak menunggu lama aku bergegas menuju meja telfon yang terletak di pojok ruang tengah. Halo Assalamu Alaikum Nek, Bagaimana kabar nya nenek sekeluarga ? tumben nenek telfon saya? Kalo boleh tahu ada apa ya nek, tanyaku. Iya nenek sengaja telfon kamu, karena nenek dengar kamu sudah lama nganggur, kebetulan disini ada bengkel lumayan besar sedang membutuhkan karyawan, barangkali kamu berminat, nenek Min menjelaskan. Ya saya pasti mau lah nek, sudah tidak betah nganggur sudah pengen punya penghasilan sendiri, kalau begitu besok  kamu datang ke rumah nenek nanti kita bicara, Ya sudah begitus aja ya, lanjut nenek Min seraya menutup telfon.
Keesokan harinya aku langsung berangkat menuju rumah Nenek Min dengan menumpang bus patas AC trayek Depok - Grogol, perjalanan dari terminal Depok satu ke Grogol kurang lebih 2 jam. Sesampainya di rumah nenek aku langsung disambut hangat seluruh keluarganya, maklum sudah lama sekali aku tidak pernah main kesana. DUlu aku sempat tinggal dan bersekolah disini, tepatnya waktu aku duduk di kelas satu SMP. Setelah bercerita panjang lebar lalu nenek Min mulai berbicara tentang pekerjaan yang kemarin di bahas di telfon, yang intinya aku bisa bekerja mulai kapanpun di bengkel tersebut karena pemilik bengkel cukup kenal dekat dengan nenekku.

Akan tetapi sebelum aku bekerja di bengkel tersebut Nenek ingin aku membantu untuk merenovasi rumahnya. Bukan sebagai tukang bangunan, melainkan sebagai pembantu tukang, ya hitung-hitung mengurangi  beban pekerjaan. Namun tetap saja aku di beri upah layaknya seorang buruh bangunan, padahal aku sudah meminta kepadanya untuk tidak dibayar. Tetapi nenekku mempunyai alas an yang lebih logis mengapa ia tetap memberi aku bayaran, alasannya untuk jajan dan membeli pakaian.
Baru seminggu aku tinggal di sana aku sudah mempunyai banyak teman, laki-laki maupun perempuan. Ya itu semua adalah kawan lama aku yang sudah 6 tahun tidak bertemu. Sore Menjelang malam kira-kira jam 18.30 rencananya aku mau nongkrong berumpul bersama teman-teman, ketika itu aku melewati gang yang lumayan sempit, dan tiba-tiba ada suara seorang gadis memanggil aku.

Galang, sombong banget ya kamu sekarang? Sempat aku celingukan mencari dari mana arahnya sumber suara tersebut. Tidak begitu lama perempuan tersebut berbicara kembali setengah berteriak, Aku diatas Lang… kutolehkan kepalaku, ku arahkan pandangan ke sebuah balkon yang persis berada di atas tempat aku berdiri saat itu, Eh kamu Nung? Maaf aku tidak lihat kalau ada kamu di atas situ. Dia segera menuruni tangga kayu yang  yang tidak jauh dari tempatku berdiri, sambil mengulurkan tangan dia menanyakan kabarku, aku menjawab apa adanya saat itu. Oya ayo masuk, aku buatkan minum ya, sambil mengajak aku naik ke tangga tempat dimana dia turun tadi. Ya memang di daerah sana banyak ditemukan rumah yang mempunyai  anak tangga yang langsung dari luar rumah, tujuannya adalah untuk mmudahkan saat kita keluar atau masuk ke ruangan atas di saat malam hari dimana pintu utama bawah sudah terkunci.
Tunggu sebentar ya, aku ambilkan dulu minum. Silahkan duduk dulu, Nung ( Panggilan akrab Nuri) menunjuk ke kursi yang tepat berada di teras di depan kamarnya. Iya terima kasih jawabku, tapi aku lebih tertarik untuk melihat pemandangan dengan berdiri di teras balkon tersebut.

Tidak begitu lama Nung sudah datang dengan membawa dua gelas sirup dan sedikit makanan ringan. Ayo duduk dia berkata, tapi aku tidak mengindahkan dia….Wah enak ya Nung udaranya disini banyak angin jadi sejuk, pemandangannya juga cukup bagus bisa lihat gedung gedung di kejauhan sana, aku bilang. Nung tersenyum sambil berkata ya beginilah, kamu boleh ko sering-sering kesini. ah kamu bisa aja, kataku.
Kami pun larut dalam obrolan membahas masa lalu, ketika aku tinggal di daerah yang sama, masa kecil kami yang masih culun sampai bererita tentang kehidupan kita selama ini. Saat itu suasana obrolan sangat hangat seolah-olah kita sudah sering bersama, diantara kita tidak ada rasa canggung sama sekali. Tidak terasa waktu telah menunjukkan pukul 21.15, dan karena rencananya aku akan pergi untuk berumpul bersama teman-temanku maka akupun berpamitan. Terlihat wajah sedikit murung, dengan berat dia berkata ya sudah, kapan-kapan mampir lagi ya.

Malam berikutnya seperti biasa jam 18.30 aku akan keluar rumah untuk ngumpul-ngumpul di rumah salah seorang teman dan karena jalan terdekat untuk menuju kesana  harus melewati rumah Nung , ternyata saat melewati rumahnya rupanya dia sengaja sudah menunggu aku. Akhirnya mau tidak mau aku mampir untuk ngobrol dengannya, ada perasaan tidak enak sebetulnya di malam kedua kita ngobrol itu, dalam hatiku ada beberapa pertanyaan yang mengganjal, mengapa dia begitu seperti menantikan aku untuk ngobrol lagi. Tapi itu hanya kusimpan di benakku.

Seperti hari kemarin dia berceloteh sambil sesekali mengumbar senyum manja nya. Tidak aku sangka sebelumnya dia menanyakan tentang hubungan ku dengan Solihat, anak tetangga dulu yang tinggal tidak jauh dari rumah Nung. Sebetulnya Solihat adalah anak Bapak Zakaria, tetangga kami ketika itu, akan tetapi dia tinggal di Bogor bersama Neneknya. Dan pada waktu itu bertepatan dengan libur kenaikan kelas yang lamanya satu bulan jadi dia mengisi liburan di rumah orang tuanya di Jakarta. Ketika itu memang kami sering main bersama  oleh karena itu orang-orang menyangka kami  mempunyai hubungan khusus. Bayangkan anak umur 13 tahun  berpacaran. Benar yang dikatakano rang Jawa “tresno teko soko kulino” lama kelamaan ada perasaan lain di hatiku, senang apabila bertemu, rasa rindu selalu mengikuti apabila jauh darinya. Ya perasaan itu aku rasakan juga akhirnya.

Itu masa lalu yang sudah terlewat selama enam tahun. Dan..ya begitulah aku jelaskan semua tentang aku bersama Solihat kepada Nung, Suasana pun mulai sedikit serius. Fikiranku pun sempat berhenti seakan ingin mengulangi masa itu, rasa rindu kepada Solihat mendadak muncul. Belum sempat aku Tanya kabar dan keberadaan Solihat kepada Nung , Nung mendahului ku dengan pertanyaan yang sulit aku jawab ketika itu, Dia memberi tahu tentang perasaan nya kepadaku saat itu…Lang, sebetulnya dulu aku ngerasa iri kepada kalian, aku merasa cemburu kepada Solihat karena dia bisa lebih dekat denganmu kamu, Padahal saat itu aku ingin sekali sering bersama kamu, dia berhenti bicara sejenak sambil menghela nafas panjang..hehhh sebetulnya dahulu aku juga mencintaimu Lang.

Aku tertawa untuk memecah suasana yang saat itu mulai melankolis…aku berusaha tetap tenang walau jantung mulai berdebar kencang. Itu masa lalu Nung, sekarang kita sudah jauh berbeda mungkin rasa itu sudah mati setelah sekian lama berpisah,  mungkin kamu sudah menjadi milik orang lain, dan apabila benar, rasa itu menjadi tidak baik kalau kamu tetap pelihara, kataku. Namun hatiku bertambah gugup mendengar jawaban dari Nung. Kamu salah Lang, selama ini aku selalu menantikan kedatanganmu untuk berkunjung ke rumah Nenekmu, Seandainya kamu datang aku akan mengungkapkan rasa ini yang telah lama aku simpan dalam hati, namun apa yang terjadi. Selama enam tahun kamu tidak ada kabar, jangankan datang kesini. Aku selalu menanyakan keberadaanmu di sana Kepada tante kamu Tante Novi, namun aku tidak pernah mendapatkan jawaban yang cukup mengobati rinduku. Sekarang kamu sudah ada di depanku Lang, aku tidak ingin menyia-nyiakan saat seperti ini dan sekarang aku ungkapkan semua perasaan yang ada di dalam hatiku Lang. Berhenti bicara sebentar, dengan nada pelan penuh cemas dia menanyakan kepadaku, Galang,  apakah kamu masih mencintai Solihat, ataukah sekarang kamu sudah manjadi milik orang lain?

Aku menghela nafas panjang, tak habis fikir dan rasa heranku semakin bertambah besar. Apakah maksud semua ini Nung? Terus terang aku dahulu memang suka kepada Solihat, tapi itu cinta monyet, lain halnya kalau sekarang aku bertemu dengannya aku tidak tahu akan berubah seperti apa perasaanku. Terus terang selama di Depok aku sangat rindu kepada kalian semua, specialy kepada Solihat namun aku tidak berdaya, aku tidak bisa berkunjung ke sini, dan akhirnya rasa itu pudar dengan sendirinya.

Disana aku sempat  mempunyai kekasih. Namun selalu terpisah karena jarak, putus komunikasi sampai berpisah karena beda kelas atau beda sekolah. Jadi sekarang kamu masih sendiri? Nung menyelidik…Ya kurang lebih begitulah Nung. Jadi apa tanggapanmu tentang perasaan ini Lang? Nung kembali mengungkapkan isi hatinya…Aku semakin terdiam, terus terang saat itu aku bingung harus menjawab apa lagipula aku adalah tipe orang yang tidak mudah jatuh cinta jadi aku benar benar tidak bisa menyatakan perasaanku yang sebetulnya biasa saja kepada Nung. Loh kok malah diam sich, Nung menoba mencairkan suasana yang mulai membeku. Aku beranjak dari tempat duduk dan berjalan menuju pagar teras balkon, kulayangkan pandangan kosong jauh ke sana. Sebenarnya aku senang dengan Nung, suka dengan sifat humoris dia, suka dengan sifat nya yang easy going, sufel…Namun untuk mencintainya? Entahlah mungkin aku butuh beberapa hari untuk memikirkannya lagi pula aku belum mengetahui pertemanan dia dengan lelaki lain.

Sedikit kaget waktu dia memeluku dari belakang dan kembali berkata, Galang akankah rasa ini kembali terkubur karena kamu tidak menginginkan cintaku? Aku hanya terdiam, dan tidak bereaksi apa-apa walaupun tangannya melingkar di pinggangku…Perlahan disandarkan nya kepalanya di punggungku. Lang mungkin kamu ingin mengatakan sesuatu? Kamu ingin menanyakan apakah aku sudah mempunyai kekasih kan? Seolah tersentak akupun membalikkan badan pelan-pelan namun Nung tetap tidak melepaskan pelukannya dari pinggangku sehingga kami berhadap-hadapan.

Pandai merayu rupanaya perempuan ini. Dia berkata Lang, aku sungguh berharap kamu selalu ada untukku, kamu selalu di sampingku….Aku mencintaimu Galang. Untung saat itu cahaya di balkon cukup redup jadi perubahan air mukaku yang mulai memerah tidak terlihat jelas, namun tetap saja ketegangan hatiku tidak bisa disembunyikan, baru pertama ada perempuan yang berani mengunggkapkan perasaannya kepada laki-laki. Baru saja bibirku terbuka,  maksudku ingin mengatakan sesuatu, namun Nung lebih cepat mendaratkan kecupannya di bibirku…saat itu kakiku terasa seperti tidak mempunyai kekuatan untuk berdiri dan aku hanya terdiam menikmati ciuman Nung. Sebelumnya aku pernah beberapa kali berciuman dengan pacarku, Tapi yang ini sungguh aku rasa lain. Bukan karena kenikmatannya, akan tetapi memang suasana saat itu benar-benar bingung, fikiran seakan berfikir negative tentang Nung, Namun suasana, cahaya dan keheningan saat itu benar-benar sangat romantis. Itulah yang membuatku tidak berdaya.

Lama-lama rasa nervous ku mulai sirna, aku tarik badanku ke belakang mencoba menyudahi ciumannya. Tapi tidak bermaksud melepaskan pelukannya. Tangan aku mulai membelai punggung Nung dengan lembut. Nung, aku dapat merasakan rasa cintamu kepadaku begitu besarnya mungkin karena telah lama tersimpan, Dia tersipu. Tapi aku tidak bisa begitu saja mengatakan Aku juga Cinta Padamu, karena aku butuh proses untuk dapat menerima ini. Aku ingin tahu apakah benar kamu masih sendiri?  Dengan sedikit kecewa dia menjawab. Lang percayalah kepadaku, selama ini aku hanya menunggu kamu…Ah kamu tuh perempuan ko pandai merayu sanggahku. Nung mungkin kita harus lebih sering bersama dahulu untuk merasakan apakah kita cocok atau tidak, karena aku takut aku menyakiti rasa cinta kamu ke aku. Ya sudah mulai sekarang aku akan sering main ke rumah kamu, mungkin sesekali akan ngajak kamu untuk makan malam atau nonton. Terlihat mata Nung berbinar-binar bahagia. Namun kembali cemberut setelah aku berkata, tapi bukan berarti kita langsung pacaran ya…?? Tidak tega juga melihat wajah Nung cemberut aku pun memegang kedua pipinya sambil berkata, tapi aku akan mencoba untuk bisa mencintaimu dan mencoba akan selalu ada untukmu..i swear. Dia kembali tersenyum dan aku beri dia kecupan hangat di kening. Ya sudah  Nung, kasihan teman-temanku menunggu aku di sana, aku harus menemui mereka…ya sudah hati hati ya Lang, jawabnya.

Setelah Kejadian malam itu, hubunganku dengan Nung semakin dekat. Hari-hari kita diisi dengan bunga-bunga kasmaran yang begitu indah. Akhirnya kita resmi berpacaran. Perhatian dan sayang yang aku dapatkan darinya sungguh membuat aku lebih berarti, tidak ada perselisihan di antara kita padahal saat itu aku tidak memilih untuk berteman dengan laki laki saja. Pertemanan ku dengan perempuan pun berjalan seperti biasa namun tidak ada yng aku buat spasial, ya mungkin karena aku sangat menjunjung tinggi kesetiaan dan tidak ingin menyakiti perasaan orang lain, terlebih dia adalah pacarku sendiri. 

BACA JUGA:



Novel "Hilangnya Cinta Sejati" Oleh Danial Bab I

Ini adalah kisah nyata pengalaman dari saya sang penulis dan pengelola blog ini, Novel ini saya tulis dan dicetak untuk keperluan sebagai hadiah ulang tahun Adel (Nama samaran) yang ke 27. Ia itu adalah mantan kekasihku yang sangat aku sayang yang telah menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih dengan penulis selama tujuh tahun, namun berakhir perpisahan. Perpisahan kami disebabkan oleh...untuk lebih jelasnya simak isi novel "Hilangnya Cinta Sejati" Oleh Danial berikut :

Untuk memudahkan anda membaca keseluruhan Isi dari Novel "Hilangnya Cinta Sejati" Oleh Danial, silahkan masuk ke tag Galeri di blog http://berbagirasasejutailmu.blogspot.com ini, dan cari judul pada sub judul Novel "Hilangnya Cinta Sejati" Oleh Danial Bab I dan selanjutnya.


Awal Kisah, Setelah Lulus SMA

HOREEEE….Aku lulus aku lulus…
Hari itu adalah pengumuman kelulusan di sekolah SMA ku  di SMK Kesuma Bangsa 1 Depok.  Aku bersama  teman teman dekatku  Agung, Syarif, Dody, Kubil, dan Slamet  berkumpul bercampur baur dengan semua anak kelas tiga di lapangan depan kantor  untuk melihat hasil pengumuman kelulusan, yang sudah ditempel di papan mading. Alhamdulillah semua temen satu kelasku lulus. Aku sendiri lulus dengan nilai yang cukup memuaskan.Terlihat wajah-wajah gembira di sebagian besar anak-anak yang berkumpul namun ada beberapa orang yang terlihat sedih karena hasil ujian yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Untuk melengkapi kegembiraan Aku dan teman satu gengku langsung pulang dan menuju rumah Kubil, karena memang  selama ini rumah kubil selalu dijadikan markas kami untuk berkumpul diwaktu pulang sekolah ataupun saat ngumpul di hari libur, dan hari ini kami bermaksud untuk merayakan kelulusan sekaligus menghabiskan waktu  kangen-kangenan, karena mungkin kami tidak akan bertemu kembali.

 Sesampainya di rumah Kubil kami disambut pertanyaan ibu nya Kubil. bagaimana Bil, kamu lulus ngga? Kubil pun segera menjawab. lulus mah, kami semua lulus , O ya sukur lah, ya sudah kalau begitu ajak masuk semua teman kamu kebetulan nih mamah baru beli buah-buahan untuk membuat rujak..Agung temanku yang berasal dari Lenteng Agung - Jakarta selatan ikut bicara, wah terimakasih tante, kebetulan hari ini rasanya panas sekali, cocok kalau makan rujak, tidak lupa sama es sirupnya kan tante?  Yah kalian tuh memang pengennya dikasih lebih saja. sudah untung  dibuatkan rujak, masih minta es sirup juga. Kata ibunya kubil sambil bercanda. Ya sudah deh tante, kami saja yang membuat rujak, tante tolong buatkan es sirup nya saja kataku.. dan  kami semua sibuk.

Banyak hal yang kami bahas disaat kita berkumpul disana, mulai dari bercanda sampai hal yang serius kamibicarakan. Mulai dari perkenalan kami ketika awal masuk sekolah dahulu sampai merancang masa depan masing-masing kami ungkapkan.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan puku 03.00 sore maka kami pun berpamitan untuk pulang ke rumah masing-masing. O ya waktu dulu aku sekolah di biayai tante ku di Kota Depok dengan maksud agar anaknya, yang tiada lain adalah sepupuku lebih rajin belajar  karena bisa belajar bareng denganku. walaupun begitu, orang tuaku tetap memberikan aku uang untuk kebutuhan sekolah.  Sesampainya di rumah aku ditanya perihal kelulusan oleh tanteku, akupun menjawab pendek saja, lulus tante. Ya sudah kamu mandi dulu sana, terus makan, kita tunggu om kamu pulang kantor, kita bicarakan kelanjutan sekolahmu, tante Juju melanjutkan omongannya . Tanpa banyak bicara aku langsung masuk kamar, meletakkan tas dan langsung pergi ke kamar mandi..

Singkat cerita hari sudah mulai gelap dan kami pun duduk di ruang tengah, tidak ketinggalan buah hati mereka yaitu Santo dan Sarah. Pa, Galang  kan sudah lulus sekolahnya terus kira-kira kita mau lanjutkan kemana? Tante Juju membuka pembicaraan. Om Yanto pun menjawab, sebetulnya papa ingin Galang melanjutkan kuliah di STT TELKOM agar setelah lulus nanti bisa langsung bekerja di TELKOM, atau di Indosat seperti papa, tapi itu sih bagaimana keputusan Galang saja kalau untuk biaya Insya Allah kita siap mah. Bagaimana Galang? Kata Om Yanto pula. Namun karena berbagai pertimbangan akhirnya aku memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah.

Karena pada kelulusan tahun itu sekolahku tidak mengadakan tur bersama, Beberapa teman-teman berinisiatif, untuk mengadakan tur sendiri tanpa dibarengi guru pembimbing. Dipilihlah sebuah rencana untuk menginap di vila Puncak - Bogor selama tiga hari tiga malam. Indra sebagai koordinator piknik kala itu. Ada kurang lebih 30 siswa yang ikut menginap di vila semua nya laki-laki, maklum STM. Tetapi bagi siswa yang akan membawa teman kekasihnya diperbolehkan asalkan membayar  dua kali lipat.
Yaa BT deh, iya karena waktu itu aku sedang  tidak mempunyai kekasih, ya terpaksa aku pergi seorang  diri. Tapi untungnya aku bukan satu-satu nya orang jomblo yang ikut , ada banyak temanku yang juga pergi sendiri. Tentu saja alasan nya macam-macam, ada yang kekasihnya tidak ingin  ikut karena takut kena marah orang tuanya dan lain sebagainya. Selama disana kami benar benar berpesta layaknya anak muda yang baru mendapatkan kebebasan. bahkan ada yang jarang keluar dari kamar, tidak tahu apa yang mereka lakukan he he..

Aku dan teman temanku yang jomblo khususnya tetap menikmati suasana sunyi dan sejuknya vila asri yang terletak di perbukitan puncak tersebut. Kita tidak berhenti bernyanyi, tertawa, bercanda dan menciptakan permainan-permainan yang membuat hati bertambah senang, salah satu permainan yang cukup gila yang kami lakukan saat itu ialah permainan kartu remi, iya remi, namun kami melakukan nya dengan cukup sadis, karena siapa yang kalah harus berani berendam di kolam renang selama lima belas detik dan itu dilakukan malam hari, bisa dibayangkan bagaimana dingin nya karena suhu pada malam hari disana cukup dingin apalagi harus berendam di kolam renang. ( Hai teman-teman gimana kabar kalian sekarang, masih ingatkah masa-masa indah kita dulu? Masa itu tidak akan terulang lagi teman, sekarang kita sibuk dengan urusan kita masing-masing bahkan kadang tidak ada waktu untuk menghibur diri..semoga kalian ingat aku ya temanku…Remon, Q-noy, Ceper, Cilok, Baong, Dablang, Cilek, Kubil, Matay, dll in memoriam)

Sepulang dari liburan di vila, kami terpisah menjadi beberapa grup sesuai dengan jurusan arah rumah masing-masing. Aku sendiri pulang naik angkutan kota dari terminal Depok bersama tiga orang teman, Jamal, Suhartono, dan Dablang (nama samaran) lupa nama aslinya. Dengan tidak direncanakan sebelumnya kami pun sepakat untuk pulang ke rumah dan langsung pergi untuk Camping ke Gunung Gede Pangrango di daerah Sukabumi. Gila memang setelah beberapa hari bersenang senang di vila rupanya itu belum cukup bagi kami berempat. Setelah menyiapkan perlengkapan dan perbekalan, kami pun langsung berangkat dengan menumpang kereta listrik dari Stasiun Depok Baru sampai Stasiun Bogor, Lalu melanjutkan dengan Kereta ekonomi jurusan Sukabumi. Oya waktu itu kami jadi berlima karena seorang teman dari sekolah lain turut ikut bersama kami, nama nya Bule, seorang keturunan tionghoa  dengan tubuh yang sangat atletis untuk remaja seumuran kami. Ya maklum dia  hobinya fitness.

Hari kamis waktu itu sore hari kami sampai di area perkemahan Gunung Gede Pangrango, kamipun langsung mencari tempat yang pas dan langsung mendirikan tenda. Kami tinggal beberapa hari dan pulang hari Minggu sore. Tidak banyak kenangan saat itu, hanya kenangan biasa sebagaimana orang camping, karena waktu itu kita tidak membawa Kodak (camera foto) jadi tidak ada momen-momen yang terabadikan. Namun kami tetap enjoy, apalagi sepulang dari sana kami sempat berkenalan dengan perempuan anak Sukabumi yang kebetulan bekerja di kota Depok. Sepanjang perjalanan di dalam kereta ekonomi jurusan Sukabumi -  Bogor kami bercengkrama sampai saling tukar alamat dan telfon rumah, maklum waktu itu kan belum banyak orang yang mempunyai Hand Phone, hanya segelintir orang-orang bonafid saja yang sudah punya. Sepulang dari camping kegiatan aku sehari-hari hanya tinggal di rumah diisi dengan aktifitas yang  aku lakukan hanya untuk mengusir suntuk, setiap hari hampir sama begitu, dan waktu seakan berjalan sangat lambat.

Cukup lama aku jadi pengangguran di rumah Tante Juju,  mungkin kurang lebih empat bulan setiap hari hanya antar jemput adik sepupuku sekolah, berkumpul bersama teman-teman, sampai sibuk membuat surat lamaran kerja. Tidak kurang dari tujuh buah surat lamaran kerja aku kirimkan ke perusahaan yang membutuhkan karyawan. Hasilnya semua kurang memuaskan, ada yang kurang memeuhi syarat, ada yang harus membayar uang training terlebih dahulu, bahkan beberapa surat lamaran ku tidak mendapatkan balasan sama sekali.

Novel "Hilangnya Cinta Sejati" Oleh Danial Bab I


<<= Mengatasi Trauma Karena Tidak Jadi Menikah / kekasih menikah dengan orang lain)


Cara Mengatasi Trauma Karena Tidak Jadi Menikah (karna sang kekasih menikah dengan yang lain)

hem,masalah ini biasa di hadapi manusia di permukaan bumi ini.masalah cinta yang banyak merusak para generasi muda sekarang.trauma masalah putus cinta,pacar menikah dengan yang lain itu memang sudah jadi perjalanan hidup.kita harus ingat ada pepatah mengatakan,cinta tidak harus saling memiliki.perasaan sayang,rasa ingin memiliki,cinta yang tulus dan suci itu semua adalah anugrah dari ALLAH,rasa itu tiba2 datang n kemudian tiba2 pergi.setiap manusia pasti mengalami itu,indah atau tidaknya perjalanan cinta yang kita lalui,kita harus siap dengan segala kemungkinan.itulah hidup,kadang kala senang,kadang kala sedih. kita tidak boleh terlalu larut dalam kesedihan.hidup ini masih panjang,kita masih ada waktu untuk menemukan cinta yang lain.kita harus yakin n percaya yang namanya jodoh.berarti,dia bukan jodoh mu,ALLAH telah menentukan siapa jodoh kita.kita sebagai manusia hanya bisa berencana ALLAH yang menentukan semuanya.carilah kesibukan yang bisa buat kamu melupakan masalahmu.dengan demikian kamu akan bisa melupakan cinta yang gagal yang kamu hadapi saat ini.kegagalan awal dari keberhasilan.jangan pernah takut dengan kegagalan,karena kegagalan akan membuat kita jadi orang yang lebih dewasa dalam menghadapi masalah.
ku persembahkan puisi ini untuk kamu,semoga kamu bisa menerima kenyataan.itulah hidup,tetap semangat ok
selamat mencoba

CINTA 

Cinta punya kekuatan untuk mengisi hidup
Dengan kebahagiaan dan makna
Karena memang cinta terlahir tanpa syarat
Cinta menurutku tidak sepenuhnya nikmat
Cinta dapat melukai siapa sja yang dia mau

Cinta dan kepedihan tidak akan pernah jauh berbeda
Bahkan seutas benangpun tak dapat membedakannya
Tapi, benang itulah sebagai pembatas
yang mungkin sewaktu-waktu dapat putus dan tak berguna lagi 

 

Jangan sampai pemuja cinta berganti menjadi pembenci cinta
Karena cinta bukan untuk dibenci
Tapi cinta itu untuk dicintai

Cinta tak harus selalu dikejar
Tetapi cinta akan memanggilmu, dan ikutilah !!
Meski jalan yang ditempuh tak seindah cintamu
Dan bila sayapnya merangkulmu, pasrahlah

Meski pisau yang bersembunyi debelakang sayapnya melukaimu
Bertahanlah . .
Karena itulah cinta
Dimiliki tetapi tidak merasa memiliki 

dari:EKHA

 

<<= Cara Alami Agar Pipi Merah Merona

Novel "Hilangnya Cinta Sejati" Oleh Danial Bab I =>>

 

Tips Rahasia Dapatkan Pipi Merah Merona

Pipi bersemu merah alami memang menjadi sangat menggemaskan. Sayangnya tak semua wanita memiliki pipi merona alami. Namun jangan khawatir, Anda bisa mendapatkannya dengan cara yang alami.

Ada rahasia praktis untuk mendapatkan pipi merona sehat. Yuk coba tipsnya berikut ini.

Rajin konsumsi strawberry, lemon atau jeruk

Ketiga jenis makanan tersebut kaya akan vitamin C dan anti oksidan. Dengan demikian, kulit akan kehilangan rona kusamnya dan berganti dengan rona yang merah sehat. Selain itu, kulit juga jadi lebih cerah dari dalam.

Massage Wajah

Dengan melakukan massage wajah, sirkulasi darah di wajah akan lebih lancar. Pipi pun kembali merona alami dan aura wajah lebih terpancar.

Mencubit Pipi

Dengan mencubit pipi selama beberapa saat, bisa merangsang darah agar melalui wilayah pipi. Ini adalah cara instant dan alami untuk memperlihatkan rona alami wajah Anda.

Minum Cokelat Panas

Anda bisa mengonsumsi cokelat panas untuk memunculkan rona pipi. Suhu yang hangat akan membuat darah terstimulasi dan kandungan cokelat membuat Anda lebih rileks.

Tidak sulit mendapatkan pipi yang bersemu alami. Cobalah lakukan beberapa tips mudah di atas dan dapatkan pipi merona yang menggemaskan.

Silahkan share / bagikan ke temen-temen ya sist, biar semakin banyak yang tahu dan tulisan ini menjadi lebih banyak bermanfaat. Jangan lupa kunjungi web kami
www.sobatcantik.com dari 
www.vemale.com
 

<<= Tips Apabila Ingin Memelihara Ikan Koi 

Cara Mengatasi Trauma Karena Tidak Jadi Menikah, Putus Cinta, Atau Kekasih Menikah Dengan Orang Lain =>>